Terapi NurSyifa’

Telah Berpengalaman Mengobati sejak Tahun 1984, Mengobati Berbagai Penyakit Medis maupun Non Medis hingga Kronis Sekalipun, Melancarkan Rejeki Yang Macet-Seret, Menuju Kehidupan Yang Tenang, Tentram, Bahagia, Berlimpah Rejeki dan Sejahtera Lahir Bathin, Dunia Akherat

Tuesday, February 5, 2013

Ikhlas dan Bejana Berhubungan


Kata IKHLAS. Kalau dikamus bahasa Indonesia Ikhlas itu sinonim dari Tanpa Pamrih. Jadi pengertian Ikhlas adalah suatu pekerjaan atau kegiatan, yang kita kerjakan untuk orang lain tanpa kita mengharap imbalan/balasan apapun dari orang yang kita tolong. Sedangkan Ikhlas menurut Islam adalah setiap kegiatan yang kita kerjakan semata-mata hanya karena mengharapkan Ridho Allah SWT.
Dalam dunia spiritual dan praktek ilmu hikmah, Ikhlas karena Allah SWT ini merupakan kewajiban dan yang menjamin manjurnya ilmu kita, bila sumber ilmu yang dipakai betul-betul mengharapkan Ridho dari Allah SWT.
Keikhlasan dalam berdo’a, beriyadhoh apapun, merupakan suatu kemutlakan. Tanpa itu, tidak mungkin Ridho Allah akan turun dan menjadi karomah untuknya.
Ikhlas dalam praktek keseharian dibagi lagi menjadi berbagai bentuk dan kategori ;
1. Untuk muslim kegiatan ikhlas terbanyak adalah ikhlas karena Allah, sewaktu mengerjakan berbagai ibadah utamanya, seperti sholat dan zikir.
2. Kemudian yang paling banyak dikerjakan juga adalah ikhlas karena kasihan / prihatin dengan orang yang ingin kita tolong.
3. Ikhlas yang lain lagi ikhlas berdasarkan kekerabatan, familiy atau referensi. Biasanya ini berkait erat dengan hutang budi. Kita menolong orang dengan melihat hal tersebut, karena budi yang pernah kita terima yang pernah diberikan secara ikhlas oleh orang yang pernah menolong kita.
4. Dalam dunia perdagangan, ikhlas berarti antara penjual rela dan senang hati menjual barangnya tanpa paksaan apapun, begitupun pembeli rela dan senang hati tanpa paksaan apapun membayar sesuai dengan kesanggupannya, dsb.
Kalau kita kategorikan maka Ikhlas itu bagaimanapun bentuknya adalah merupakan sikap yang harus dimiliki dalam melakukan kegiatan ibadah. Namanya ibadah, tentunya setiap pekerjaan yang dilakukan karena Allah SWT akan mendatangkan Pahala Ibadah. Memberi kebahagian untuk orang lain, membantu memecahkan masalah, membantu dengan tidak membebankan sesuatu ke orang lain, memberi pilihan jalan keluar, membantu mengobati, atau sekedar membantu mengangkat belanjaan, adalah semua pekerjaan yang menyenangkan untuk orang lain.
Dan ternyata kegiatan atas dasar ikhlas ini bila sering dilakukan tentunya akan menjadi suatu pekerjaan yang sangat menyenangkan dan membawa kebahagiaan bagi diri kita. Melihat orang lain bahagia, masalahnya terselesaikan, Allah turunkan kesembuhan, dsb. Hal itu, Subhanalloh, betul-betul merupakan kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa diukur dengan uang, tenaga atau apapun. Silahkan buktikan, dengan anda senantiasa ikhlas membantu orang lain, sekecil apapun itu bentuk bantuannya, atau mengerjakan sesuatu apapun juga, pasti akan ada suatu kepuasan dalam bathin kita.
Cerita dari Imam Gazali : Pernah ada seorang Abid (orang  yang rajin beribadah) yang sedang  berbuat ibadah dan berzikir kepada Allah, suatu ketika Abid didatangi seseorang yang  memberi tahukan kepadanya tentang  seseorang yang sedang menyembah pohon, maka marahlah Abid mendengar berita itu, kemudian ia mengambil sebilah kapak untuk menebang pohon tersebut.
Ditengah jalan ia dihalangi oleh Iblis, maka mereka berkelahi saling baku hantam, dengan luarbiasanya Abid seketika itu bisa mengalahkan Iblis, lalu ditebangnya pohon itu. Kedua kalinya Abid ingin menebang pohon lain yang disembah oleh orang, lagi-lagi ditengah jalan dihalangi Iblis, iblis pun merayunya.
Kata Iblis : “Aku akan menjamin hidupmu dengan meletakkan uang setiap hari dibawah bantalmu asalkan engkau tidak menebang pohon ini”. Akhirnya karena bujuk rayu iblis, maka Abid  tertarik dengan rayuan Iblis tersebut sehingga ia tidak jadi menebang pohon itu.
Pada hari yang pertama dan kedua uang diletakkan Iblis dibawah bantal, dengan senang hati Abid mengambil dan membelanjakannya, tetapi pada hari yang ketiga dan keempat uang itu tidak ada. Maka sangat marahlah Abid kepada Iblis karena telah ingkar janji, kemudian ia ingin menebang  pohon itu kembali. Ditengah jalan kembali Iblis menghalanginya lagi, kemudian keduanya berkelahi saling baku hantam, tapi seketika itu Abid kalah, lalu ia bertanya kepada Iblis.
Mengapa sekarang saya kalah kepadamu? Maka Iblis menjawab : ”Hari ini keikhlasanmu sudah hilang untuk menebang pohon yang disembah orang, yang ada dalam hatimu sekarang adalah kemarahan karena Aku tidak lagi meletakan uang dibawah bantalmu”.
Nah, bagaimana kaitan antara Ikhlas ini dengan Rejeki? 
Seorang ahli tasawuf menyebutkan, bahwa :
Rezeki itu seperti Bejana Berhubungan dengan Ibadah kita. Semakin banyak ibadah yang kita kerjakan dan lakukan, maka akan semakin banyak Rezeki yang Allah turunkan untuk kita.
Seorang ahli tasawuf, dalam berkata itu selalu bermakna luas. Artinya setiap mencerna ucapan seorang ahli tasawuf, maka kita harus menggunakan akal pikiran kita dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin mencari pemahaman tentang hal tersebut.
Pertama adalah ibadah. Ibadah adalah semua pekerjaan yang dilakukan dengan keikhlasan semata karena Allah SWT. Berhubungan dengan istri, beribadah. Bekerja untuk menghidupi keluarga, beribadah. Menolong orang itu juga beribadah. Sholat yang ikhlas karena Allah, jelas nilainya adalah ibadah. Mandi, berpenampilan menarik untuk orang lain juga adalah ibadah. Hampir semua pekerjaan nilainya adalah ibadah, kecuali yang dilarang agama tentunya.
Sedangkan Rezeki secara luas bisa dalam berbagai bentuk. Bisa dalam harta, tidak kekurangan, kebahagiaan, kesehatan, orang senang membantu kita, dsb. Jadi sangat picik, bila rezeki dari Allah itu, senantiasa kita kaitkan dengan uang, harta (bersifat kebendaan /materi saja). Contohnya, kesehatan adalah merupakan rezeki yang sangat tak ternilai. Bila tidak sehat, bisa saja berapa banyakpun harta yang anda miliki akan hilang dalam sekejap untuk ikhtiar pengobatan. Begitupun Kebahagiaan.
Berapapun harta yang anda miliki, tidak akan pernah bisa membeli Kebahagian hakiki dan penuh dengan barokah dari Allah. Anda bisa membeli kebahagian dengan menonton, atau kegiatan apapun. Tetapi itu hanya sementara, begitu waktu berlalu, hilang juga kebahagiaannya. Ini yang dinamakan kebahagiaan semu. Kebahagiaan dari Allah bersifat mutlak dan bertahan lama. Berbahagia dan bersyukurlah bila andalah yang mendapatkan rezeki ini.
Jadi seperti hal tersebut diatas ; Beribadah terhadap keluarga, seperti menggauli istri, mencari nafkah dan memberi perhatian maupun pendidikan untuk keluarga, akan mendapatkan Rezeki dari Allah yang sangat berlimpah. Senantiasa akan dicintai istri, anak-anak dan keluarga, harta yang ada bisa kita pergunakan dengan baik dan bershodaqoh membantu yang kekurangan, jaminan kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga, anak yang berbakti, soleh dan soleha, dsb.
Mungkin bisa menghabiskan ratusan lembar  kertas untuk menulis rezeki berupa kenikmatan yang luar biasa yang kita terima, baru dari ibadah terhadap keluarga karena Allah SWT. Belum ibadah lainnya. Masya Allah….
Senang menolong orangpun demikian, itu ibadah. Balasannya dari Allah ya jelas Rezeki juga. Dari bentuk harta yang kita terima dari orang yang kita tolong, sampai orang lain juga dengan suka rela senang menolong segala kesulitan kita. Ini rezeki yang luar biasa besar dari Allah.
Nah, sudahkan anda IKHLAS dan Memperbanyak IBADAH ???

No comments: